Selasa, 08 September 2020

QnA-DALAM CERITA, KARAKTER YANG BAGUS HARUS BAGAIMANA?

 

Q n A

1 Bagaimana agar tokoh sifat yang konsisten?

-pahami “kebutuhan dan keinginan”

-buat “list kenapa-kenapa”

 

2 Apa yang dimaksud dengan karakter tidak “utuh”?

-Saat awal plot bleum menemukan solusi masalah-> menerima-> mempelajari

 

3. bagaimana jika yang aktif justru karakter pembantu (bukan karakter utama)?

-itu disebut “Tokoh mentor”, Karakter utama: “Hadapi nggak ya?” Karakter pembantu mendorong, tapi tetap karakter utama yang memutuskan.

4. Untuk karakter yang labih dalm buat keputusan (tidak konsisten), apa terbilang karakter yang menarik?

-Ya, bisa menggugah pembaca. “seharusnya gak gitu!! Gimana sih! Kok malah gini dia!”

5. Apakah karakter yang konsisten menjadi tidak menarik?

-Tidak juga. Kekonsistenan karakter bisa menjadi ciri kuat. Asalkan tidak berubah secara drastis tiba-tiba karena itu akan aneh. Misal, tokoh penakut yang dihadapkan dengan takdir bisa melihat hantu. Dia penakut tapi di akhir cerita dia tetap konsisten “takut” hanya saja lebih berani menghadapi takdir.

6. Apakah ciri fisik karakter penting untuk dijelaskan detail? Apakah semua karakter harus dijelaskan ciri fisiknya?

-Optional. Ada tokoh utama yang sama sekali tidak dijelaskan ciri fisiknya sedangkan dalam ceita yang sama ada 2 tokoh pembantu yang dijelaskan secara rinci detail seperti 2 pria tampan dengan sorot mata tajam, tinggi, dan menawan. Lalu kenapa tokoh utama justru tidak digambarkan fisiknya oleh penulis? Tujuannya adalah “Self-Insert” agar pembaca bisa membayangkan bahwa si tokoh adalah dirinya sendiri yang sejauh cerita didampingi oleh 2 tokoh pria tampan. :v

7. Apakah boleh membuat sosok antagonis yang manusiawi?

Tentu saja! Ada kekeliruan umum bahwa antagonis itu “jahat, titik”. Tidak ya, antagonis itu bisa berupa tokoh yang pikirannya “tidak sejalan” dengan tokoh protagonis.

Dalam cerita harus selalu ada “pesannya”. Karena pesan lebih baik tidak tersirat langsung (agar tidak tampak seperti PENULIS MAHA BENAR DAN MENGGURUI) Nah itu gunanya antagonis yang beda pikiran dengan tokoh utama.

8. bagaimana cara menghadirkan masalah internal lampau di masa kini?

Jika masalah itu penting dan berkaitan dengan plot/cara pikir tokoh, maka boleh dimasukkan. Tapi jika sama sekali tidak ada hubungannya maka jangan. Contoh: dulu dia dibully, sekarang dia bertemu lagi dengan si pebully setelah sekian lama.

9. Untuk cerita berseri, bolehkan jika tiap seri berbeda tokoh utama? Dan pertumbuhannya bagaimana?

BOLEH. Asalkan ada benang merahnya (sefrekuensi) contoh: keluarga

Untuk pertumbuhan bisa di buku 1 diberi masalah 1, 2 (terserah) serta pemecahannya, buku 2 diberi 3, 4. Dst.

10.  Bagaimana jika tokoh lain justru yang menarik daripada tokoh utama?

Bisa. Seperti Harry Potter.

11. jika tokoh anak baik, apakah cerita itu boring?

Bisa digali. Kenapa dia baik? Contoh cerita komik. Tokoh pemain volley yang karakternya lempeng dan kurang bergairah dalam menjalani hidup. Tapi neneknya pernah memberinya nasehat untuk jadi konsisten. Yang konsisten itu akhirnya berbuah. Dia diangkat jadi ketua tim. Dengan kelempengannya, tapi saat diberitahu bahwa dia terpilih jadi ketua tim, dia ekspresif untuk kali pertama dalam hidupnya lalu dia menangis tersedu-sedu. Dan pembacapun terenyuh.

12. Apakah karakter=GANTENG, CEO, BAD BOY, PERFECT, KAYA RAYA itu harus? Apakah harus seorang penulis mengikuti pasaran?

-Lakunya di Pasaran sih itu XD. TAPI, bagi penulis yang mau menulis karakter berbeda BOLEH SEKALI dengan syarat ciptakan KARAKTER YANG UNIK.

13. apakah perasaan pribadi itu bisa terbilang MASALAH dari PLOT INTERNAL dan MASALAH dari karakter lain masuk EKSTERNAL?

IYA betul. Masalah eksternal bisa dari Bencana Alam, karena tokoh tidak menghendakinya. Bukan keinginan dan kebutuhannya. Namun dia dihadapkan dengan bencana alam yang membuat plotnya berubah untuk cerita hidupnya.

14. Bagaimana jika tokoh dibuat memiliki ciri khas khusus? Apakah itu bisa membuat karakter menarik?

Ok ok saja untuk menghidupkan cerita. Tapi jangan sampai itu jadi highlight (penentu akhir cerita) nanti ceritanya ketebak. Kecuali jika itu film horror/misteri, misal si cewek suka dandan. Penghadiran plot twist dibutuhkan agar pembaca bisa ikut menebak-nebak sepanjang cerita, baik itu tebakkannya benar ataupun salah.

15. bagaimana jika tidak ada tokoh protagonis-antagonis? Bagaimana jika tokonya antagonis semua (perusuh)?

BISA, masukkan saja tokoh-tokoh itu dalam situasi yang membuat mereka mau tak mau harus ada di sana. Contoh: dimasukkan dalam lift. Selanjutnya cerita kembangkan sendiri.

16, Kalau kita sebagai penulis merasa tokoh kita sudah greget bagus tapi ternyata pembaca tidak merasa emikian bagaimana ya?

-Buat komunitas kecil berisi 2 penulis pemula yang kamu percaya (agar tidak dicuri juga idenya) tanyakan pendapat mereka tentang ceritamu dan tokoh fiksimu

17. Bagaimana jika tokoh yang dibuat adalah pendiam?

Jika tokoh ekstrovert mengutarakan masalahnya dengan cerita pada temannya. Maka tokoh pendiam paksakan untuk peran aktif dengan cara apapun (? Honestly gak paham juga, nyatetku kurang detail)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar